Pendahuluan
Dalam dunia yang penuh dengan tantangan dan kebingungan, sering kali kita merasa kehilangan arah. Dalam momen-momen seperti ini, kita membutuhkan sebuah pegangan yang dapat membawa kita kembali ke jalan yang benar. Salah satu ayat yang dapat menjadi panduan kita dalam menjalani kehidupan sehari-hari adalah Matius 7:7 yang berbunyi, “Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapatkan; ketuklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.” Ayat ini tidak hanya sekadar kalimat yang indah, tetapi juga mengandung banyak makna yang dapat kita renungkan dan aplikasikan dalam kehidupan kita.
Menantang Pemikiran Umum
Seringkali, kita terjebak dalam pemikiran bahwa hidup ini berjalan sesuai dengan kehendak kita sendiri. Kita berusaha untuk mengontrol segalanya, tanpa menyadari bahwa ada kekuatan yang lebih besar yang mengatur kehidupan kita. Matius 7:7 mengingatkan kita bahwa tidak semua hal dapat kita capai hanya dengan usaha sendiri. Ada saatnya kita harus meminta, mencari, dan mengetuk untuk mendapatkan apa yang kita butuhkan.
Dalam konteks ini, ayat tersebut melawan pemikiran umum bahwa kita harus mandiri dan tidak bergantung kepada orang lain. Mengandalkan kekuatan dan usaha kita sendiri memang penting, tetapi mengandalkan Tuhan dalam proses tersebut jauh lebih vital. Ayat ini mengajak kita untuk merenungkan seberapa besar ketergantungan kita kepada Tuhan.
Mengajak Jemaat untuk Merenungkan
Kita sering kali merasa terjebak dalam rutinitas harian yang membuat kita larut dalam kesibukan. Namun, penting bagi kita untuk meluangkan waktu untuk merenungkan apa yang sudah kita mintakan kepada Tuhan. Apakah kita benar-benar meminta hal-hal yang baik untuk diri kita, keluarga, dan masyarakat? Apakah kita mencari dengan sungguh-sungguh atau hanya sekadar mencari dengan setengah hati?
Merenungkan tujuan dari doa kita sangat penting. Ketika kita meminta, kita perlu berpikiran terbuka terhadap apa yang sebenarnya kita inginkan dan bagaimana hal tersebut sesuai dengan kehendak Tuhan. Tidak jarang, kita meminta hal-hal yang bersifat sementara dan tidak mendasar. Misalnya, kita mungkin meminta kekayaan, namun lupa meminta kebijaksanaan untuk mengelolanya.
Pesan yang Relevan dengan Kehidupan Sehari-hari
Dalam konteks kehidupan sehari-hari, Matius 7:7 memberikan kita beberapa pelajaran berharga:
- Mintalah dengan Hati yang Tulus Ketika kita meminta, kita perlu memastikan bahwa permohonan kita datang dari hati yang tulus. Dalam doa kita, kita harus jujur tentang kebutuhan dan keinginan kita. Dia tahu apa yang terbaik untuk kita, dan seringkali, jawaban berbeda dari apa yang kita harapkan. Namun, selalu ada hikmah dalam setiap jawaban yang diberikan.
- Berusaha untuk Mencari Ayat itu melanjutkan dengan ajakan untuk mencari. Mencari di sini tidak hanya berarti mencari jawaban atas doa kita, tetapi lebih dari itu, mencari kehadiran dan kehendak Tuhan dalam kehidupan kita. Apakah kita mau meluangkan waktu untuk merenungkan firman Tuhan setiap hari? Apakah kita berusaha untuk lebih dekat dengan-Nya? Dalam setiap pencarian, kita harus mengetahui tujuan kita dan apa yang ingin kita capai.
- Ketuk Pintu dengan Rasa Percaya Ketika kita mengetuk, itu menunjukkan ketekunan dan kepercayaan. Ketika kita berdoa, kita perlu percaya bahwa Tuhan mendengar kita, meskipun kita tidak selalu mendapatkan jawaban secepat yang kita harapkan. Ketekunan dalam berdoa dapat membawa kita pada hubungan yang lebih dalam dengan Tuhan. Dalam setiap ketukan yang kita buat, kita menunjukkan iman dan keyakinan bahwa Tuhan pasti menjawab pada waktu-Nya.
Contoh dari Kehidupan Sehari-hari
Mari kita lihat bagaimana Matius 7:7 dapat diterapkan dalam pengalaman sehari-hari. Misalnya, seorang pelajar yang sedang kesulitan dalam belajar. Dia mungkin berdoa meminta nilai yang baik. Tetapi jika dia tidak berusaha untuk belajar dan hanya berharap pada doa semata, bagaimana dia bisa mendapatkan hasil yang diinginkan? Keterlibatan aktif dalam pencarian solusi—seperti belajar, bertanya kepada guru, atau bergabung dengan kelompok belajar—adalah bagian dari proses pencarian.
Demikian pula, dalam hubungan sosial, kita harus berusaha untuk berkomunikasi dan membangun hubungan baik dengan orang lain. Mungkin kita merasa diabaikan, tetapi jika kita tidak berusaha mendekati orang tersebut, kita tidak akan menemukan jawaban dan kedamaian dalam hubungan itu.
Kesimpulan
Matius 7:7 memberi kita perspektif baru dalam menjalani kehidupan ini. Dengan cara yang sederhana, ayat ini mengajarkan kita tentang pentingnya meminta, mencari, dan mengetuk sebagai bagian dari perjalanan spiritual kita. Kita diingatkan bahwa Tuhan selalu siap mendengarkan permohonan kita, tetapi kita juga harus siap untuk berusaha dan bersikap tekun. Dalam setiap pergumulan, teruslah berdoa dan percayalah bahwa Tuhan akan memberikan yang terbaik bagi kita.
Mari kita tingkatkan hubungan kita dengan Tuhan dan terus-menerus mencari kehendak-Nya dalam hidup kita. Apapun tantangan yang kita hadapi, ingatlah bahwa ada kekuatan dalam meminta, mencari, dan mengetuk. “Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapatkan; ketuklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.” (Matius 7:7). Semoga kita semua semakin dikuatkan dalam iman dan terus merenungkan firman Tuhan dalam setiap langkah kehidupan kita sehari-hari.