Home » Renungan » Khotbah dan Renungan Matius 4:18

Khotbah dan Renungan Matius 4:18

No comments

Menantang Pemikiran Umum

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering terjebak dalam rutinitas serta pola pikir yang sudah mengakar dalam diri kita. Banyak dari kita yang merasa nyaman dengan apa yang kita lakukan, terlepas dari apakah itu memberikan makna atau tujuan bagi kita. Mari kita angkat satu ayat yang disampaikan dalam Kitab Injil Matius 4:18, di mana Yesus memanggil para murid-Nya. Dalam konteks ini, kita diajak untuk merenungkan panggilan Tuhan dalam hidup kita. Ayat ini berbunyi:

“Dan ketika Yesus sedang berjalan di sepanjang pantai Galilea, Ia melihat dua saudara, yaitu Simon yang disebut Petrus dan Andreas saudaranya, sedang menjaring ikan di laut; sebab mereka adalah penjala ikan.” (Matius 4:18)

Dari ayat tersebut, kita melihat bagaimana Yesus menemukan Simon Petrus dan Andreas sedang melakukan pekerjaan sehari-hari mereka sebagai penjala ikan. Pertanyaannya adalah: Mengapa Yesus memilih untuk memanggil mereka di tengah aktivitas yang biasa? Di sinilah kita harus membuka pikiran kita dan menjelajahi makna mendalam dari panggilan ini.

Mengajak Jemaat untuk Merenungkan

Panggilan Yesus kepada Petrus dan Andreas mengingatkan kita bahwa Tuhan tidak hanya memanggil orang-orang “suci” atau yang terlihat religius. Ia memilih orang-orang biasa, yang tengah melakukan pekerjaan harian mereka. Hal ini menjadi tantangan bagi kita untuk melihat hidup kita dan bertanya: Apakah kita telah mendengarkan panggilan Tuhan di tengah kesibukan kita?

Ketika Yesus berkeliling, Ia melihat ke dalam kehidupan sehari-hari dari para murid-Nya dan menemukan mereka tengah berjuang untuk memenuhi kebutuhan hidup. Pada saat yang sama, Ia menawarkan mereka sesuatu yang lebih besar: “Ikutlah Aku, dan Aku akan menjadikan engkau penjala manusia.” (Matius 4:19). Dalam tawaran ini, terdapat ajakan untuk bertransformasi dari pekerjaan duniawi menjadi misi ilahi. Apa makna bagi kita hari ini?

Apakah kita siap untuk meninggalkan apa yang kita kerjakan dan mengikuti panggilan Tuhan? Tentunya ini bukan perkara mudah. Ada banyak alasan yang bisa kita ajukan untuk menolak panggilan tersebut. Namun, kita perlu merenungkan bahwa ketika kita mengutamakan panggilan Tuhan, kita sebenarnya sedang membuka jalan menuju kehidupan yang lebih bermakna.

Pesan yang Relevan dengan Kehidupan Sehari-Hari

Bagaimana kita bisa merefleksikan panggilan Tuhan dalam konteks kehidupan sehari-hari kita? Pertama, kita perlu menyadari bahwa setiap kita memiliki potensi yang telah Tuhan tanamkan dalam diri kita. Apakah kita menggunakan potensi itu untuk melayani diri sendiri atau untuk melayani orang lain dan membawa mereka kepada Tuhan?

Kedua, lihatlah pekerjaan atau aktivitas yang kita lakukan setiap hari. Apakah itu sekadar alat untuk mendapatkan uang atau kita bisa melihatnya sebagai kesempatan untuk memancarkan kasih Tuhan? Tuhan memanggil kita untuk menjadi “penjala manusia”; ini artinya kita diajak untuk membawa orang lain kepada Kristus. Tidak harus dengan cara yang dramatis; bisa jadi melalui perbuatan kecil, senyuman, atau membantu sesama di sekitar kita.

Ketiga, realizasikan bahwa mengikuti Yesus bukan hanya tentang cara hidup, tetapi juga tentang perubahan hati. Memiliki hati yang siap sedia untuk melayani dan berbagi adalah bagian dari menjadi murid Kristus. Saat kita bertransformasi menjadi lebih menyerupai Kristus, kita secara otomatis akan menarik orang lain kepada-Nya.

Relevansi dalam Konteks Gereja

Dalam konteks gereja, kita sering kali terjebak dalam tradisi dan rutinitas yang bisa menjauhkan kita dari inti panggilan kita sebagai orang Kristen. Mari kita ingat bahwa gereja seharusnya menjadi tempat di mana kita tidak hanya berkumpul untuk beribadah, tetapi juga tempat di mana kita dilatih untuk menjadi penjala manusia.

Hal ini bisa dimulai dari kegiatan dasar dalam komunitas atau dalam kelompok kecil di gereja kita. Melalui kebersamaan, kita bisa mempelajari cara untuk membagikan iman kita dengan cara yang relevan dan bermakna. Jejaring sosial bisa menjadi wadah yang sangat efektif untuk menyebarkan pesan kasih Tuhan.

Kesimpulan

Panggilan Yesus kepada Petrus dan Andreas dalam Matius 4:18 mengingatkan kita bahwa Tuhan melihat potensi yang ada dalam diri kita, bahkan di tengah rutinitas harian yang biasa. Mari kita merenungkan, apakah kita siap untuk menjawab panggilan tersebut?

Kehidupan kita tidak harus menjadi luar biasa untuk diperhatikan Tuhan. Apa yang tampak biasa mungkin saja adalah langkah pertama menuju sesuatu yang lebih besar. Menghadapi tantangan dalam kehidupan, jangan lupa bahwa Yesus berjalan bersamamu, siap untuk mengubah hidupmu dari penjala ikan menjadi penjala manusia.

Selamat merenungkan, dan biarkan panggilan Tuhan memandu langkahmu setiap hari. Semoga kita semua bisa menjadi terang dan garam di dunia yang membutuhkan kasih-Nya.

Referensi

  1. Alkitab (Injil Matius 4:18-20)
  2. Penafsiran Alkitab dan Pemahaman Teologis
  3. Khotbah-khotbah Gereja dan Diskusi Komunitas

Dengan mengingat semua ini, marilah kita berdoa agar Tuhan memberikan kita keberanian dan kebijaksanaan untuk mengikuti-Nya. Amin.

Share this:

[addtoany]

Leave a Comment