Home » Renungan » Khotbah dan Renungan Matius 13:31-35

Khotbah dan Renungan Matius 13:31-35

No comments

Menantang pemikiran umum, mengajak jemaat untuk merenungkan, serta pesan yang relevan dengan kehidupan sehari-hari. Itulah salah satu cara yang bisa digunakan untuk menjelaskan isi dari perikop Matius 13:31-35. Dalam bagian ini, Yesus meneruskan pengajaran-Nya melalui perumpamaan-perumpamaan yang menggambarkan kerajaan Allah. Dua perumpamaan yang paling menarik perhatian adalah tentang biji sesawi dan ragi. Mari kita gali lebih dalam makna dari Matius 13:31-35 dan bagaimana pesan-pesan dalam perikop tersebut relevan dengan kehidupan kita sehari-hari.

Memahami Perumpamaan Yesus

Matius 13:31-33 mencatat dua perumpamaan penting yang dilontarkan oleh Yesus:

  1. Perumpamaan Biji Sesawi: Dalam perumpamaan ini, Yesus menggambarkan kerajaan Allah seperti biji sesawi yang kecil, tetapi, ketika tumbuh, menjadi pohon yang besar hingga burung-burung datang dan bersarang di cabangnya.
  2. Perumpamaan Ragi: Di perumpamaan kedua, kerajaan Allah dijelaskan sebagai ragi yang dicampurkan dalam tepung hingga seluruh adonan mengembang.

Kedua perumpamaan ini menggambarkan konsep besarnya pengaruh kerajaan Allah yang dapat memberi dampak luar biasa meskipun mulai dari hal yang kecil. Hal ini juga mencerminkan bagaimana Yesus sendiri memulai pelayanannya di dunia yang penuh dengan tantangan dan penolakan.

Makna di Balik Perumpamaan

Biji Sesawi menjadi simbol transformasi. Meskipun biji sesawi sangat kecil, ia dapat tumbuh menjadi pohon yang besar dan memberi tempat berlindung bagi makhluk lain. Ini menunjukkan bahwa kerajaan Allah, kadang tidak diperhitungkan atau dianggap remeh, tetapi memiliki potensi yang besar untuk berubah menjadi sesuatu yang luar biasa. Dalam konteks kehidupan kita, ini mengajak kita untuk tidak meremehkan hal-hal kecil yang kita lakukan dalam nama Allah. Tindakan kecil, seperti membantu sesama, berbagi kasih, atau menyebarkan kebaikan, bisa menjadi titik tolak bagi perubahan yang besar.

Ragi di sisi lain berbicara tentang penyebaran dan pengaruh. Seperti ragi yang mengubah tepung menjadi adonan yang mengembang, pengaruh kerajaan Allah di tengah dunia ini akan tersebar dan mengubah hidup banyak orang. Ini juga mengingatkan kita bahwa kekuatan kerajaan Allah tidak hanya terletak pada penampilan yang glamor atau berskala besar, tetapi dalam keberadaan-Nya yang halus dan tak terlihat, yang mengubah hidup kita dari dalam.

Pesan Relevan untuk Kehidupan Sehari-hari

Dalam dunia yang serba cepat dan materialistis ini, terkadang kita terlalu fokus pada hasil yang besar dan terlihat. Kita terjebak dalam pola pikir bahwa untuk membuat perbedaan yang signifikan, kita harus memiliki sumber daya yang melimpah atau melakukan hal-hal yang luar biasa. Namun, Matius 13:31-35 mengajak kita untuk mengubah paradigma ini.

  1. Menghargai Hal-Hal Kecil: Belajar untuk menghargai tindakan kecil yang kita lakukan setiap hari. Mungkin kita tidak bisa mengubah dunia dengan satu tindakan besar, tetapi tindakan kecil yang konsisten dapat memiliki dampak yang luar biasa seiring berjalannya waktu.
  2. Bertumbuh dalam Iman: Ketika kita melihat biji sesawi yang tumbuh menjadi pohon yang besar, kita diingatkan untuk bertumbuh dalam iman kita, sekecil apapun itu. Iman yang kecil bisa memberi kita keberanian untuk mengambil langkah pertama dalam melayani orang lain.
  3. Pengaruh dalam Lingkungan Kita: Mengingatkan kita untuk menjadi ‘ragi’ di lingkungan tempat kita berada. Seberapa kecil pun pengaruh kita, tetaplah berusaha untuk membawa kebaikan dan perubahan positif di sekitar kita.
  4. Bersikap Rendah Hati: Kerajaan Allah sering kali muncul dalam kerendahan hati dan kesederhanaan. Mari kita menjaga sikap rendah hati ketika mengalami pertumbuhan, baik dalam hidup pribadi maupun dalam pelayanan kita.

Kesimpulan

Khotbah dan renungan Matius 13:31-35 bukan hanya sekadar pengajaran Yesus tentang kerajaan Allah; ia merupakan panggilan untuk kita sebagai pengikut-Nya untuk terus menerus merenungkan dampak dari tindakan kecil dan bagaimana kita bisa menjadi alat di tangan-Nya untuk menyebarkan kasih dan kebaikan. Dalam dunia yang terlihat besar dan penuh gejolak, ingatlah bahwa setiap perubahan besar selalu dimulai dari langkah kecil.

Mari kita terus menyebarkan ragi kebaikan dan menabur biji sesawi iman, supaya hidup kita tidak hanya berfokus pada apa yang terlihat, tetapi pada apa yang tidak terlihat, yaitu kekuatan Allah yang bekerja melalui kita.

Referensi:

  • Alkitab, Matius 13:31-35
  • “The Parables of Jesus” oleh James Montgomery Boice
  • “Stories with Intent: A Comprehensive Guide to the Parables of Jesus” oleh Klyne Snodgrass

Share this:

[addtoany]

Leave a Comment

Exit mobile version